Heboh Pesan Berantai Penculikan Anak di Medan, Ternyata Hoax!!! Ini Klarifikasinya...
Isu penculikan anak kini marak dan menjadi sorotan di media sosial. Pesan berantai terkait penculikan anak itu pun beredar di sejumlah grup WhatsApp. Salah satunya beredar pesan suara yang menyebut ada penculikan anak di salah satu SD di Medan.
Pesan berantai itu beredar dalam dua versi. pesan suara dan pesan chat yang diteruskan.
"Tadi di Sekolah Al Musabbihin Komplek Tasbih ada upaya penculikan anak, beruntung aksi org tersebut digagalkan masyarakat" isi pesan chat yang diteruskan berkali-kali lewat WhatApp.
Selain itu ada juga, pesan suara berdurasi 1 menit 29 detik.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh. Kepada ibu-ibu wali murid kelas 2A, saya imbau nanti kalau menjemput putra-putrinya jangan sampai terlambat, karena tadi pas olahraga di lapangan dekat masjid di belakang ada kejadian, Zaskia hampir diculik.
Jadi tadi Zaskia ditarik sama ibu-ibu berjilbab tapi mukanya seperti muka bencong gitu, ya jadi si Zaskianya ditarik kenceng, Zaskianya nggak mau, ditarik ditendang sama Zaskia, Zaskia teriak-teriak ke Adiba suruh panggilin Pak Haryono orang itu langsung kabur.
Terus kelas 4C juga si Iva itu juga mau diajak ibu-ibu memakai mobil merah, untung anaknya langsung kabur ke dalam. Lha makanya, tolong ibu-ibu, tolong waspada kalau jemput jangan nyuruh-nyuruh siapa atau go-jek ya. Saya juga jadi ngeri kalau nyuruh go-jek atau apapun, tolong dijemput sendiri.
Terima kasih, assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh". Isi pesan suara tersebut.
Belakangan diketahui isi rekaman itu serupa dengan pesan berantai di Blitar, Pekalongan, Sleman, dan daerah lainnya yang ternyata hoaks.
Kepala Sekolah SD Al Musabbihin, Syahril Manaf saat dikonfirmasi, Kamis (2/2/2023), juga mengaku mendapat informasi tersebut dari grup WA pagi tadi. Ia pun langsung mengecek kebenaran informasi itu.
"Itu informasinya hoaks. Sudah saya telusuri nama murid serta lainnya yang disebutkan di rekaman. Tapi tidak ada di sini. Tidak benar itu," sebutnya.
Dia mengatakan, ada sejumlah langkah yang akan dilakukan untuk mengantisipasi penculikan anak terjadi di sekolahnya.
Pertama, orang tua harus tepat waktu menjemput anak. Kedua, guru harus memastikan penjemput anak adalah orang yang dikenal. Kalau tidak, harus berkoordinasi dulu dengan orang tua murid. Ketiga, guru tidak boleh pulang sebelum murid pulang.
"Kemudian sekolah juga akan membuat semacam peraturan karcis atau kartu yang bertanda tangan saya untuk menjemput anak. Mulai minggu depan," tutupnya. (dtk)
Posting Komentar