News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Hendra DS : Ini salah satu contoh buruk pengerjaan drainase

Hendra DS : Ini salah satu contoh buruk pengerjaan drainase

Proyek pembangunan drainase di  Jalan Meteng II, Kel. Binjai, Medan Denai membuat warga kesal.

Medan - Warga Jalan Menteng II, Kel. Binjai, Kec. Medan Denai kecewa dengan pengerjaan proyek drainase di tengah badan jalan sepanjang 600 meter. Kondisi saat ini, sudah dikerjakan sekitar 100 meter namun tanah lumpur tidak dibersihkan dari badan jalan.


Dinilai, PT Medan Beton Teguh Perkasa dan PT Konsulindo Cintra Ernala Consulting Engineers pengerjaannya diduga terkesan asal-asalan.

Menurut warga sekitar Anto (54)  mengaku jika pengerjaan proyek drainase senilai Rp7.681.549.000 dinilai asal-asalan. Bahkan, kendaraan tidak bisa masuk lantaran tumpukan lumpur.

"Gara-gara pengerjaan tersebut, pengerjaan renovasi masjid Baiturahman jadi terganggu. Soalnya, mobil untuk mengangkut pasir, semen maupun krikil tidak bisa masuk. Selain itu, bantuan yang biasa di dapat Rp500 ribu per hari juga terhenti. Semuanya ini  juga akibat pengerjaan proyek tersebut," sesalnya, Kamis (10/11).

Begitu warga mempertanyakan kapan bisa dirapikan jalan tersebut, dengan gamblangnya pengawas proyek bilang itu bukan urusan mereka lagi.

"Pengerjaan itu nanti dirapikan setelah selesai dikerjakan 600 meter. Itu urusan Dinas PU dan bukan ranah kami," bilang Anto menirukan ucaapn pegawas tersebut.

Sementara itu, salah seorang pengawas proyek yang enggan menyebutkan namanya meminta maaf atas ketidaknyamanan dengan pengerjaan drainase di sana.

"Kami minta maaf atas ketidaknyamanan selama pengerjaan proyek di sini. Kondisi alam juga yang buat makanya berlumpur," ujarnya dengan enteng seraya mengaku jika pengerjaan diperkirakan kelar dua bulan lagi.

Begitu disinggung kenapa jalan yang sudah siap dikerjai tak dirapikan, dengan gamblangnya pengewas tersebut bukan urusan mereka lagi.

"Kami hanya sebatas pengerjaan drainase saja. Urusan perbaikan jalan itu bukan ranah kami tapi Dinas PU. Dinas tersebut yang bakal merapikan jalan di sini lagi," tandasnya seraya berdalih mau menemui temannya lagi.

Terpisah, Ketua Fraksi HPP DPRD Medan Hendra DS mengaku kecewa dan menyesalkan kinerja sejumlah pemborong pengerjaan galian parit di berbagai tempat di Kota Medan. Pasalnya, tumpukan tanah berlumpur bekas galian parit dibiarkan di badan jalan yang akhirnya mengganggu pengguna jalan.

“Kita kecewa dan menyesalkan kontraktor yang tidak profesional sehingga meresahkan warga sekitar dan pengguna jalan,” ujar Hendra DS.

Menyikapi keluhan warga, Hendra minta pemborong agar menyahuti keluhan warga.

“Kita minta supaya kontraktornya  harus memperhatikan dampak ke warga. Artinya, akibat pengerjaan proyek jalan, aktivitas warga juga tidak berhenti,” pinta Hendra DS yang juga Ketua DPC Partai Hanura Kota Medan itu.

Ditambahkan Hendra DS, pengerjaan galian parit di Jalan Menteng II merupakan salah satu contoh buruk pengerjaan parit. “Ini salah satu contoh buruk pengerjaan drainase,” sebut Hendra. (ali)

Tags

Posting Komentar