Inilah 5 Tokoh Berdarah Batak yang Sukses Jadi Menteri
Menteri memiliki peran membantu presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan.
Terdapat beberapa kementrian yang menjalankan perannya dalam pemerintahan.
Diantaranya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), dan lain sebagainya.
Tak sangka beberapa anak daerah yang keturunan Batak, menjabat sebagai Menteri yang memiliki berprestasi dalam perjalanan karir dunia politik.
Berikut daftar tokoh Menteri asal batak berprestasi dalam politik
1. Arifin Harahap
Arif Harapan lahir di Sibolga, Residentie Tapanuli dan pernah bersekolah hukum (Recht Hooge School) di Batavia tahun 1939 dan menyelesaikan pendidikan dasar di Sibolga.
Selanjutnya Ia ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) sebagai Sekolah Umum Zaman Hindia Belanda tahun 1931 dan melanjutkan Algemene Middelbare School (AMS) sebagai pendidikan menengah umum pada jaman Hindia belanda.
Selama tujuh tahun dalam tujuh kabinet di era Sukarno, Arifin Harapan menjabat sebagai Menteri Perdagangan Indonesia. Menteri Urusan Anggaran Negara dan Wakil Menteri Bank Sentral (Bank Indonesia).
Arifin Harahap memulai karirnya pada kabinet kerja I (10 Juli 1959) hingga kabinet dwikora III (25 Juli 1966).
Saat Suharto menjadi anggota kabinet (kabinet Ampera I) jabatan, Arifin Harahap diangkat menjadi Duta Besar republic Indonesia untuk Aljazair yang mulai menjabat periode 1969 hingga 1972.
Lingkup keluarga juga sebagai tokoh, diantaranya sebagai anak kandung dari Djamin gelar baginda Soripada adalah kepala jaksa, adik kandung dari Amir Sjarifoeddin Harahap adalah pejuang kemerdekaan yang menjadi perdana menteri.
Selanjutnya sepupu dari Todung Harahap gelar Sutan Gunung Mulia, PhD, yang menjabat sebagai menteri pendidikan yang kedua setelah Ki Hadjar Dewantara.
2. J.H. Hutasoit
Jannes Humuntal Hutasoit atau J.H. Hutasoit lahir di Tapanuli Utara pada 16 September 1925.
Ia bersekolah di Tapanuli pada tahun 1938 kemudian melanjutkan MULO di Tarutung pada tahun 1942.
Selanjutnya J.H Hutasoit menempuh pendidikan SMA di Bogor selesai di tahun 1947, dan melanjutkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan UI selesai pada tahun 1954.
Bagi J.H Hutasoit, pendidikan penting sehingga ia mengeyam Pendidikan pascasarjana di University Florida, Gainsville, Amerika Serikat dengan jurusan Animal Nutrition yang selesai tahun 1959 di Bogor.
Ia memulai karir politik dimulai dari menjadi anggota DPRD Bogor (1966 hingga 1968), kemudian menjadi anggota MPRS (1968 hingga 1966), anggota MPR (1977 hingga 1982) dan menjadi fungsionaris GOLKAR pada tahun 1988.
Dalam sejarah karirnya pada tahun 1971 hingga 1982 diangkat menjadi Direktur Jenderal Peternakan sebagai Menteri Muda Urusan Peningkatan Produksi Peternakan dan perikanan Kabinet Pembangunan IV.
J.H Hutasoit pernah mendapat penghargaan Satyalancana Karya Satya Kelas I pada tahun 1983 dan Bintang Mahaputera Adipradana (1987), dengan karya diantaranya monumentalnya dalam bidang peternakan.
Atas jasa dan loyalitas dibidang peternakan, namanya pun diabadikan menjadi nama auditorium di Fakultas Peternakan IPB pada tahun 2007.
3. Luhut Binsar Panjaitan
Luhut Binsar Panjaitan lahir 28 september 1947, pernah bersekolah di SMAK 1 PENABUR Bandung dan masuk ke Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) bagian darat angkatan tahun 1970 sebagai lulusan terbaik yang mendapat penghargaan Adhi Makayasa.
Ia menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia pada Juli 2016 yang dipilih pada masa pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
Selain itu Luhut Binsar Panjaitan pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, sebagai Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia sejak 31 Desember 2014 hingga 2 September 2015.
Tak hanya itu karirnya sangat bersinar menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan menggantikan Tedjo Edhy Purdijatno dan saat perombakan Kabinet Kerja Jilid II pada 27 Juli 2016.
Luhut Binsar Panjaitan diangkat menjadi Menteri Koordinator Kemaritiman menggantikan Rizal Ramli.
Hingga di tahun 2016 Presiden Joko Widodo mengangkatnya menjadi Menko Maritim untuk menjadi pejabat sementara (Plt) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.
4. Aburizal Bakrie
Ir. H. Aburizal Bakrie, yang juga akrab dipanggil Bakrie, Ical, atau ARB lahir 15 November 1946 yang berasal dari Lampung sebagai pengusaha Indonesia, namun Ia juga berkarir di politik.
Banyak yang menyangka Bapak Aburizal Bakrie sebagai orang Lampung karena keturunan ayah yang bernama Ahmad Bakrie, namun Ia memiliki darah Batak dari Ibu yang Bernama Roosniah Nasution.
Bapak Aburizal Bakrie alumni dari Fakultas Elektro Institut Teknologi Bandung pada tahun 1973, Ia pernah menjabat Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat dalam Kabinet Indonesia Bersatu.
Selain itu, Bapak Aburizal Bakrie dilantik sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, setelah terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar pada tahun 2009, Ia pun di tetapkan sebagai calon presiden partai Golkar untuk pemilihan umum presiden Indonesia 2014.
Bapak Aburizal Bakrie termasuk dalam majalah Forbes pada tahun 2007 sebagai orang terkaya di Indonesia, bahkan menurut majalah Globe Asia pada tahun 2008 termasuk orang terkaya di Asia Tenggara.
5. Bomer Pasaribu
Bapak Bomer Pasaribu lahir 22 Agustus 1942 sebagai tokoh politik, akademisi, dan diplomat Indonesia yang pernah menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada paruh pertama era pemerintahan Abdurrahman Wahid.
Bapak Bomer pasaribu bersekolah di Padang Sidempuan, lalu melanjutkan ke Universitas Sumatera Utara Fakultas Hukum dan Ekonomi, selanjutnya menempuh Pendidikan pasca sarjana di Institut Pertanian Bogor.
Karir politiknya dimulai menjadi anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara tahun 1971 hingga 1980, Anggota DPR RI / MPR RI Fraksi Karya Pembangunan tahun 1982 hingga 1997, anggota MPR RI (1992–1999), Menteri Tenaga Kerja Kabinet Presiden Abdurrahman Wahid 1999 hingga 2000 hingga Duta Besar RI untuk Denmark dan Lithuania 2011 hingga 2016.
(trb)
Posting Komentar