News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Pastor AS : Virus Corona Adalah Azab Tuhan untuk Membersihkan Bumi dari Pendosa

Pastor AS : Virus Corona Adalah Azab Tuhan untuk Membersihkan Bumi dari Pendosa


Seorang pastor evangelis Amerika Serikat (AS) mengklaim bahwa virus Corona jenis baru, 2019-nCoV, yang sudah membunuh 170 orang di China dan menyebar di berbagai negara merupakan azab Tuhan. Menurutnya, "malaikat maut" sudah dikirim untuk membersihkan planet Bumi dari para pendosa.

Pastor bernama Rick Wiles ini mengatakan kepada pemirsa di acara web TruNews, di mana ia memperingatkan bisa penyakit itu menjadi "pandemi global" yang bisa membunuh ratusan juta orang.

Dia kemudian menyampaikan sugesti bahwa virus itu dimulai di China karena "pemerintah Komunis yang tidak ber-Tuhan menganiaya orang-orang Kristen dan melakukan aborsi paksa." Dia juga mengatakan "malaikat maut" akan mengawasi Amerika Serikat.


"Tuhan akan membersihkan banyak dosa dari planet ini," kata Wiles kepada pemirsanya, hari Senin.

“Lihatlah Amerika Serikat, lihatlah pemberontakan rohani di negara ini, kebencian terhadap Tuhan, kebencian terhadap Alkitab, kebencian akan kebenaran," kata dia, seperti dikutip New York Post, Kamis (30/1/2020).

"Ada orang-orang yang keji dan menjijikkan di negara ini sekarang, melampaui anak-anak kecil, menyesatkan mereka. Lihatlah pemerkosaan, dan amoralitas seksual, dan kekotoran di televisi dan film kita," ujarnya.

"Teman-teman, 'malaikat maut' mungkin bergerak sekarang di planet ini. Inilah saatnya untuk menjadi benar dengan Tuhan," katanya.

Wiles mengatakan dia melakukan karantina sendiri, setelah pergi dari rumah ke Gereja Flowing Streams-nya di Florida. Dia memiliki sugesti bahwa pemerintah akhirnya dapat "membakar" seluruh kota untuk mengakhiri "wabah".

"Anda akan terkejut dengan apa yang akan dilakukan pemerintah untuk bertahan hidup," ujarnya.

Jumlah kasus virus Corona baru di China telah mencapai 5.974, melonjak dari angka sebelumnya, 5.327. Selain itu, penyakit ini telah menewaskan lebih dari 170 orang di negara Tirai Bambu. (snd)

Tags