News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Mengenang KH. As'ad Humam, Penemu Metode Iqra dalam Membaca Alquran

Mengenang KH. As'ad Humam, Penemu Metode Iqra dalam Membaca Alquran

Mengenang KH. As'ad Humam, Penemu Metode Iqra dalam Membaca Alquran

Wajahnya sudah tidak asing bagi bagi anak-anak muslim di Indonesia. Tapi tidak banyak yang tahu siapa namanya.

Beliau adalah KH. As'ad Humam, bapak Iqra' Indonesia. Beliau lahir di Yogyakarta pada tahun 1933.

Beliau mengalami cacat fisik sejak remaja. Beliau terkena penyakit pengapuran tulang belakang. Makanya beliau selalu memakai tongkat.

Penyakit inilah yang dikemudian hari membuat KH. As'ad Humam tak mampu bergerak secara leluasa sepanjang hidupnya. Hal ini dikarenakan sekujur tubuhnya mengejang dan sulit untuk dibungkukkan.

Hingga ketika shalat pun beliau hanya bisa duduk lurus tanpa bisa ruku' dan sujud. Bahkan untuk menengok pun beliau harus memutarkan badannya.

Beliau merupakan anak kedua dari tujuh bersaudara. Ayahnya bernama H. Humam Siradj dan nama “Humam” inilah yang kemudian diletakan setelah nama “As’ad”.

Beliau bersama keluarga tinggal di Kampung Selokraman, Kotagede Yogyakarta. Keluarga beliau merupakan keluarga wiraswasta, dan KH. As’ad Human sendiri pada masa remajanya merupakan seorang pedagang di Pasar Bringharjo kawasan Malioboro Yogyakarta.

Dan profesi inilah yang pada akhirnya mengantarnya berkenalan dengan KH. Dachlan Salim Zarkasyi.

Setelah berkenalan dengan KH. Dachlan Salim Zarkasyi, KH. As’ad Humam yang hanya berpendidikan Kelas 2 Madrasah Mualimin Muhamadiyyah Yogyakarta (setingkat SLTP) ini tergerak hatinya untuk berperan serta dalam memajukan pendidikan agama khususnya pelajaran baca tulis Al-Qur’an.

Maka kemudian beliaupun turut bersama KH. Dachlan Salim Zarkasyi untuk mengajar baca tulis Alqur’an dengan menggunakan metode Qiroati.

Sebagaimana telah digunakan atau dijalankan oleh KH. Dachlan Salim Zarkasyi selama ini.

Selama beliau mengajarkan baca tulis Al-Qur’an dengan metode Qiroati, beliau telah menganalisa dan menemukan beberapa solusi untuk memperbaiki dan meningkatkan pencapaian pendidikan bagi mereka yang belajar baca tulis Al-Qur’an.

Hasil analisa dan gagasan-gagasanya tersebut akhirnya disampaikan kepada KH. Dachlan Salim Zarkasyi. Walaupun ide perubahannya tidak mendapat restu dari KH. Dachlan Salim Zarkasyi karena menurutnya Metode Qiroati adalah metode belajar yang sudah baku, tersendiri, dan tidak boleh dirubah atau dicampuri dengan metode lain.

Sehingga pada akhirnya KH As’ad Humam yang bekerjasama dengan Team Tadarrus Angkatan Muda Masjid dan Mushalla (Team Tadarrus “AMM”) Yogyakarta menyusun sendiri sebuah metode cepat belajar membaca Al-Qur’an melalui metode Iqro.

Mengenang KH. As'ad Humam, Penemu Metode Iqra dalam Membaca Alquran


Metode Iqro ini dirangkum dalam enam jilid kitab berukuran saku yang mudah dibawa ke mana-mana, dan bersifat interaktif (siswa belajar dan mengevaluasi sendiri, dengan pengajar menunjukan pengucapan yang benar).

Metode Iqro ini telah berhasil meningkatkan kemampuan bagi orang yang belajar baca tulis Al-Qur’an, bahkan tidak sedikit anak yang berumur dibawah usia lima tahun telah mampu membaca Al-Qur’an berkat Metode Iqro ini.

Dikarenakan Metode Iqro ini dianggap efektif untuk mengajarkan membaca Al-Qur’an, maka sampai saat ini Metode Iqro ini telah digunakan hampir di seluruh wilayah Indonesia bahkan kini telah juga diajarkan dinegara-negara lain seperti Brunei Darussalam, Malaysia dan lain-lain.

Pada akhir hayat KH. As’ad Humam yang terkena penyakit pengapuran tulang belakang, harus menjalani perawatan di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta selama satu setengah tahun.

Dan pada akhirnya pada Tanggal 02 Bulan Februari Tahun 1996, bertepatan dengan Hari Jum’at sekitar pukul 11.30 WIB. Pada Bulan Ramadhan,  dalam usia 63 tahun, beliau dipanggil Allah SWT.

Jenazah KH. As’ad Humam dishalatkan di Mesjid Baiturahman Selokraman Kotagede Yogyakarta tempat ia mengabdi.

KH. As’ad Humam sangat layak disebut sebagai pahlawan bagi kita semua. Karena dengan ilmu beliaulah begitu banyak orang yang terbantu dalam mempelajari membaca Al-Qur’an.

 Dan meskipun beliau telah meninggal dunia, ilmu yang beliau wariskan menjadi kebaikan bagi beliau yang terus mengalir menambah kebaikan bagi beliau di sisi Allah SWT.

Dan semoga Allah SWT melipatgandakan kebaikan-kebaikan beliau dengan pahala-pahalaNya. Aamiin Ya Rabbal 'alamin.

Dikutip dari beberapa sumber.

Tags