News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Skenario Penipuan Makin Canggih, Warga Medan Nyaris Kehilangan Rp24juta

Skenario Penipuan Makin Canggih, Warga Medan Nyaris Kehilangan Rp24juta


Meski modus penipuan ini terbilang usang, namun para penipu memodifikasi skenario hingga hampir memakan korban. Berbekal nomor telepon orang tua siswa, komplotan ini membuat skenario penipuan lebih ribet dari sinetron bersambung.

Pelajari kisah yang ditulis seorang warga Medan di laman facebooknya.  Jangan sampai anda jadi korban.

----

Rabu 17 Juli 2019 pukul 11.00 wib, Ketika sedang bertugas meliput kegiatan di DPRD Medan, Saya menerima telephon dari seseorang mengaku Guru di SMP N 3 Medan tempat anak saya sekolah.

Dalam percakapan itu terdengar suara laki laki dengan nada santun dan sopan...Mengaku Guru dengan nama Edy Harahap.

Edy Harahap:  Apakah benar bapak orang tua dari CM (menyebut nama anak saya lengkap).

Saya: Iya benar, ada apa pak..?

Edy: Begini pak, anak bapak saat ini sedang sakit, tadi terjatuh di kamar mandi (toilet) sekolah. Kondisi nya, parah karena pendarahan di kepala.

Mendengar penjelasan itu, naluri seorang ayah, saya tiba tiba merasa syok, dan panik.

Saya: Lalu sekarang dimana anak saya pak..?

Edy Harahap: Anak bapak sudah dilarikan ke rumah sakit

Saya : Rumah sakit mana pak, siapa yang membawa..?

Edy : Saya kurang tau pak ke rumah sakit mana. Tapi tadi dibawa/dilarikan guru disini juga namanya bu Dewi.

Saya : Jadi kemana saya sekarang pak, kemana mau kucari..?

Edy: Gini aja pak, hubungi aja bu Dewinya, ke Rumah Sakit mana mereka, ini ada no HP nya, hubungi aja pak.

Selanjutnya saya menghubungi No Hp bu Dewi.

Saya : Ini bu Dewi y..?
Dewi : Iya.. dengan siapa ini pak..?

Saya : Ini orang tua dari CM (menyebut nama anak saya). Gimana kondisi anak saya bu, di rumah sakit mana sekarang..?

Dewi : Kami di Rumah Sakit Asia Colombia pak Jl Listrik, sekarang anak nya lagi diperiksa dokter syaraf. (Dalam percakapan, Bu dewinya terdengar menangis).

Mendengar anak saya di Rumah Sakit Colombia Asia, saya pun bergegas dari kantor DPRD Medan bermaksud menuju RS Colombia Asia sambil bertelephonan sama Dewi.

Saya : Terus gimana penangannya sekarang bu..?

Dewi : Ini lagi sedang diperiksa dokter, biar lebih jelas ngomong aja langsung sama dokter nya pak. (lalu terdengar suara laki laki  menyahut dan mengaku nama dr Gunawan selaku dokter syaraf).

Saya : Iya dokter, gimana kondisi anak saya..?

dr Gunawan : kondisi anak kritis pak, ada penyumbatan peredaran darah di kepala. Untuk mengatasinya harus jalani operasi.

Saya : ok, pak dokter, lakukan mana yang terbaik lah.

dr Gunawan: Iya pak, bapak dimana sekarang, klo bisa 5 menit sampai ke rumah sakit, karena harus orang tua yang tanggungjawab jaminan operasi. Lagi pula ada satu alat yang harus kita gunakan dalam operasi. Alat itu tidak ada pula di rumah sakit tapi hanya ada di Apotik. Pihak apotik tidak mau menyerahkan alat itu jika tidak ada orang tua yang menjamininya. Kalau bisa pak, hubungi aja pihak apotik itu biar bisa cepat diantar alatnya ke rumah sakit. Ini no telp pihak apotiknya (menyebut no telp).

Saya: Tunggu saja pak saya tiba di Rumah Sakit, karena saya sudah diperjalanan, paling lambat 10 menit sampai. Lagian susah mencatat no Hp karena saya sambil nyetir.

dr Gunawan : Catat saja dulu pak, berhentikan aja dulu mobilnya, karena sangat penting menghubungi Apotik biar bisa kita gunakan alat itu. Hubungi saja mereka sudah tau itu.

Saya pun memberhentikan kendaraan lalu menyimpan no ke hp yang lain. Selanjutnya saya menghubungi pihak Apotik sambil nyetir yang kondisi macet karena kebetulan ada unjuk rasa di DPRD Sumut.

Saya : Halo, selamat siang, ini Apotik y.. tadi ada dr Gunawan minta alat untuk kegunaan operasi y..?

Apotik : Oo.. iya, tadi ada minta, tapi kita tidak ngasih karena tidak ada yang jamini.  Klo bisa bapak cepat kemari untuk menjamininya.

Saya : Dimana apotiknya..?
Pihak Apotik: Diseberang rumah sakit.

Saya..: Oiya, tolong bantu pak, saya menuju Rumah sakit sekarang. Bawa aja alatnya ke rumah sakit kita jumpa disana.

Pihak Apotik : Kami gak berani bawa alatnya sebelum ada yang menjamini, lagian alatnya kan mahal pak (Rp 24 juta). Biar bisa lebih cepat, karena bapak masih diperjalanan, bapak bisa bayar lewat ATM aja dulu, Cari aja dulu ATM terdekat.

Saya : Gak usah pak, saya ini sudah mau dekat. Lagian sudah lebih cepat ke rumah sakit dari pada mencari ATM, cari parkir saja susah karena macet ada unjuk rasa.

Pihak Apotik  ; Tapi pak, ini alat mau perlu dipakai secepatnya. Begitu bapak sampai di rumah sakit, barang nya sudah bisa kami antar ke sana kalau sudah dibayar.

Menyimak percakapan sejak pukul 11.00 wib hingga 11.20 wib dengan kondisi jalan yang tetap macet. Begitu juga arah perbicaraan harus ada transaksi lewat ATM, Saya mulai curiga ada hal yang tidak beres.

 Saya pun terpikir untuk menghubungi anak saya. Ternyata setelah saya hubungi anak saya sehat sehat saja dan posisi di sekolah. Lalu perjalanan menuju ke rumah sakit Colombia Asia saya batalkan dan balik ke gedung DPRD Medan.

Pertanyaan besar, kok bisa tau nama lengkap anak ku di SMP N 3 Medan dan no telephonku.

Sekitar pukul 20.00 wib saya tiba di rumah, jumpa dengan anak saya sehat dan riang. Terima kasih Tuhan, atas perlindungan mu, semua baik baik saja.

Sumber

Tags

Posting Komentar