News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Tahanan Tewas di Polsek, Tubuh Lebam, Tulang Patah, Kata Pak Kapolsek Karena Serangan Jantung

Tahanan Tewas di Polsek, Tubuh Lebam, Tulang Patah, Kata Pak Kapolsek Karena Serangan Jantung

 


Hermanto (45) seorang tahanan di Polsek Lubuk Lingau Utara, Kota Lubuk Linggau, Sumatera Selatan meninggal dunia dengan luka lebam di sekujur tubuhnya pada Senin (14/2/2022).

Hermanto ditangkap anggota Polsek Lubuk Linggau pada Senin (14/2/2022) sekitar pukul 10.00 WIB.

Menurut Kahar, adik Hermanto, sang kakak ditangkap saat mengendarai truk di dekat rumahnya di Kelurahan Sumber Agung.

Hermanto dituduh terlibat pencurian tabung gas di perumahan dekat rumahnya. Aksi pencurian terjadi pada 8 Februari 2022 dan korban baru melapor pada 10 Februari 2022.

Kahar bercerita pada Senin pukul 16.00 WIB, anak kedua Hermanto hendak mengantar nasi untuk sang ayah yang ada di Polsek.

Namun kedatangan sang anak ditolak oleh petugas. Alasannya Hermanto sudah mendapatkan makan.

Masih di hari yang sama, Senin (14/2/2022) sekitar pukul 22.00 WIB, RT setempat mengabari keluarga jika Hermanto sudah meninggal dunia dan berada di RS dr Sobirin.


Luka lebam dan patah tulang

Saat mendapatkan kabar tersebut, keluarga langsung ke rumah sakit. Sayangnya oleh pihak RS mereka dilarang untuk melihat jenazah Hermanto.

Mereka pun membawa jenazah Hermanto ke rumah duka dan betapa terkejutnya saat mengetahui tubuh Hermanto penuh dengan luka lebam dan patah tulang.

"Lalu dibawa ke rumah duka, ketika dilihat banyak bekas luka lebam dan patah. Padahal saat ditangkap hermanto sehat," ungkap Kahar, Selasa (15/2/2022).

Setelah hasil pemeriksaan, Hermanto ternyata mengalami luka patah di leher, kakinya patah, luka di tangan, hidung patah, bibirnya pecah, dan badan memar di bagian belakang.

"Karena penasaran ada kejanggalan, karena banyak luka lebam dan banyak luka, keluarga kemudian berunding kembali dan membawa Hermanto untuk dilakukan visum," paparnya.


Kapolsek sebut serangan jantung

Saat dikonfirmasi, Kapolsek Lubuk Linggau Utara AKP Sudarno mengaku tak bisa memberikan banyak komentar.

Ia mengatakan komentar satu pintu berdasarkan petunjuk dari Waka Polres Kompol Bagus Andi Suranto.

Menuurtnya di dalam tahan ada empat rekan pelaku yang ditahan karena kasus yang sama. Namun ia menegaskan jika Hermanto tak terlibat perkelahian dengan tahanan lain.

Ia sempat menduga Hermanto sewas karena serangan jantung.

"Pelaku ditangkap dalam kasus pencurian dengan pemberatan, diamankan di Polsek Lubuklinggau Utara. Bisa jadi korban seperti serangan jantung menyebabkan lebam," ungkapnya.

Menuurtnya, pelaku pingsan saat diperiksa. Namun terkait luka lebam dan patah tulang, ia mengaku tak tahu menahu.

"Itu dibesar-besarkan. Nanti kan ada hasil visum. Pelaku meninggal waktu di rumah sakit," tambahnya.


Kembalikan beras bantuan polisi

Anak dan istri Hermanto mengembalikan bantuan beras dan uang tunai yang diberikan pihak kepolisian.

Dewi Katika, anak Hermanto bercerita beras tersebut mereka temukan di depan rumah tepatnya di pinggir jalan.

Awalnya keluarga mengira beras tersebut bantuan dari pelayat. Namun saat ditanya ke anggota keluarga lain, mereka baru menyadari jika beras itu dari polisi saat pmereka mengantar jenazah Hermanto ke rumah.

"Kami tidak terima cara mereka (polisi) memberikan bantuan, beras itu tiba-tiba ada di depan rumah bersamaan dengan ayah kami diantar ke rumah," ungkap Dewi.

"Setelah kami tanya-tanya katanya itu bantuan dari Polsek Lubuklinggau Utara, itulah kami kembalikan karena kami tidak terima," tambah dia.

Selain mengembalikan uang santunan dan beras, pihak keluarga meminta agar pelaku penganiayaan Hermanto diproses hukum.

"Kami minta para polisi yang melakukan penganiayaan itu dihukum setimpal supaya sama merasakan, kami minta para penganiaya itu dihukum seadil-adilnya," ungkapnya.

Dewi bercerita ia sempat mengantar makanan ke sang ayah yang ditahan. Namun polisi menolaknya.

"Saat ngantar nasi, karena dilarang langsung pulang ke rumah. Karena sudah menjelang maghrib dan saya bawa anak," cerita Dewi.

Setelah tiba di rumah Dewi bercerita ke kakaknya jika dia tidak jadi memberikan nasi kepada ayah mereka karena dilarang oleh pihak kepolisian.

Malam hari, ia sangat kaget ketika menerima telepon dari kakaknya mengabarkan ayah mereka meninggal dunia.

"Kaget sekali karena sorenya tidak dibolehkan bertemu dan kemudian tahu-tahu malamnya sudah meninggal dunia," ungkapnya.

Sementara itu, Iin Darmawanti istri mendiang Hermanto mengatakan saat jenazah suaminya dimandikan terdapat banyak luka lebam.

Sehingga, mereka menduga kuat bahwa korban telah dianiaya sampai tewas.

“Pak Jokowi tolong dibantu kasus suami saya, tolong dituntaskan Pak,”kata Iin.


Enam polisi diperiksa dan dinonaktifkan dari jabatan

Sementara itu, Kapolres Lubuk Linggau AKBP Harissandi menjelaskan, saat ini sudah ada enam anggota yang merupakan penyidik diperiksa di Propam Polda Sumsel.

Bahkan, jenazah korban telah diotopsi untuk mengetahui penyebab Hermanto tewas.

“Saat ini kami menunggu hasil otopsi tersebut,” katanya

Menurut Harissandi, Hermanto ditangkap petugas lantaran diduga terlibat kasus pencurian dengan pengerusakan.

Namun, ia memastikan proses hukum untuk para petugas yang diduga terlibat dalam interogasi akan dilanjutkan.

“Jabatan enam anggota ini sudah dinonaktifkan,”jelasnya.

Tags

Posting Komentar