News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Indonesia Menyimpan Harta Karun Terbesar Kedua di Dunia, Tapi Baru 8,9% Tergali

Indonesia Menyimpan Harta Karun Terbesar Kedua di Dunia, Tapi Baru 8,9% Tergali

 


Indonesia ternyata menyimpan beraneka "harta karun", baik di sektor pertambangan hingga energi baru terbarukan. Di sisi energi terbarukan, Indonesia bahkan merupakan penyimpan salah satu jenis "harta karun" terbesar kedua dunia.

"Harta karun" yang dimaksud di sini yaitu energi panas bumi. Indonesia merupakan pemilik sumber daya energi panas bumi terbesar kedua dunia, setelah Amerika Serikat.

Hingga akhir 2020, Amerika Serikat menduduki peringkat nomor wahid untuk sumber daya panas bumi yakni mencapai 30.000 Mega Watt (MW). Selanjutnya, Indonesia 23.965 MW, Jepang 23.400 MW, Kenya 15.00 MW dan terakhir Islandia 5.800 MW.

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat sumber daya panas bumi Indonesia hingga Desember 2020 mencapai sebesar 23.965,5 Mega Watt (MW) atau sekitar 24 Giga Watt (GW).

Meski menjadi pemilik sumber daya panas bumi terbesar kedua dunia, namun sayangnya sumber energi ini belum dimanfaatkan secara optimal oleh Pemerintah RI. Adapun sumber daya panas bumi yang dikelola menjadi sumber energi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) hingga akhir 2020 baru mencapai 2.130,7 Mega Watt (MW). Jumlah kapasitas terpasang PLTP ini baru sebesar 8,9% dari total sumber daya panas bumi yang ada di Tanah Air.

Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Satya Widya Yudha mengatakan, 40% cadangan panas bumi dunia ada di Indonesia. Tepatnya berada di kawasan cincin api atau "ring of fire", hal ini membuat Indonesia memiliki potensi panas bumi yang besar.

Kapasitas terpasang PLTP di Tanah Air diharapkan bisa lebih optimal dengan adanya cadangan yang besar ini.

"Indonesia itu second largest (terbesar kedua) setelah AS dari sisi cadangan geothermal. Dulu kalah dengan Filipina, sekarang lebih tinggi sedikit. Kita harap dengan cadangan besar, bisa dibilang 40% cadangan geothermal ada di Indonesia, kita harap geothermal tumbuh," paparnya dalam wawancara bersama CNBC Indonesia beberapa waktu lalu.

Harris, Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan masih ada potensi panas bumi sebesar 1.620 MW yang belum dieksploitasi dari 21 wilayah kerja panas bumi (WKP), padahal sudah dilakukan eksplorasi.

Ke depan, imbuhnya, pemerintah juga melakukan program Penugasan Survei Pendahuluan dan Eksplorasi (PSPE) untuk meningkatkan cadangan panas bumi di Tanah Air.

"Ada 21 WKP yang sudah eksplorasi tapi belum masuk eksploitasi 1.620 MW," ungkapanya.

Dia mengatakan, Indonesia memiliki 357 titik sumber panas bumi.

"Memang benar ini harta karun nomor 2 terbesar di dunia dan juga lokasi di Indonesia ada di 357 titik potensi panas bumi di Indonesia," tuturnya.

Langkah berikutnya dalam mendorong pemanfaatan potensi panas bumi di Indonesia menurutnya dengan memasukkan panas bumi ke dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).

Diharapkan, kapasitas terpasang dari PLTP yang saat ini masih 2.130,7 MW, akan bertambah menjadi lebih dari 4.000 MW pada 2030 mendatang.

Perlu diketahui, kapasitas PLTP RI hingga 2020 tersebut hanya menyumbang 3,01% dari kapasitas pembangkit listrik nasional. Adapun total kapasitas pembangkit energi baru terbarukan (EBT) sampai 2020 sebesar 10.467 MW atau 10,4 GW. Jika total kapasitas PLTP hanya 2,1 GW, artinya dalam bauran EBT, sektor panas bumi menyumbang 20,1% pembangkit EBT.

Adapun dari sisi pemanfaatan panas bumi menjadi listrik hingga 2020, posisi pertama dunia diduduki oleh Amerika Serikat dengan kapasitas terpasang PLTP 3.676 MW, lalu Indonesia di posisi kedua dengan kapasitas 2.130,7 MW, lalu Filipina 1.918 MW, Turki 1.526 MW, dan di posisi kelima yaitu Selandia Baru sebesar 1.005 MW. Adapun kapasitas terpasang PLTP di 10 negara terbesar yaitu 15.345,7 MW. (CNBC)

Tags

Posting Komentar