News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Sejarah Masuknya Imigran China dan India ke Tanah Deli Serta Awal Mula Muncul Istilah Keling

Sejarah Masuknya Imigran China dan India ke Tanah Deli Serta Awal Mula Muncul Istilah Keling

 

tembakau deli tempo dulu

Ramainya selat Malaka sebagai jalur perhubungan Asia-Eropa pada abad 18, menyebabkan wilayah pesisir Sumatra dan Semenanjung Malaya menjadi incaran pengembangan bisnis masyarakat Eropa untuk membangun industri yang sedang booming di dunia seperti tembakau, karet, tebu dan kopi. 

Salah satu perusahaan yang berkembang saat itu adalah Deli Maatschappij, perusahaan perkebunan ini membuat terobosan baru dengan menjadikan Sumatra Timur sebagai sentra industri perkebunan tembakau yang maju. 

Masalah terberat pengusaha Barat dalam memproduksi tembakau Deli adalah langkanya tenaga kerja. 

Masalah  ini  sudah  dialami  Nien-huys  sejak memulai  usaha  di  Deli. Ketidak-mauan  penduduk  lokal yaitu orang  Melayu  dan Karo –direkrut   menjadi   buruh   perkebunan menyebabkan Nienhuys mengerahkan 120 orang Cina  dari  Penang (Broersma,  1919:  33).  

Pengerahan  jumlah  kuli  China  terus  berlanjut secara besar-besaran sampai akhir abad ke-19. Awalnya yang didatangkan merupakan kuli yang terampil dan rajin, namun lama-kelamaan para makelar kuli memasukkan kuli China tanpa memandang kualitas.

Hal tersebut berimbas pada kerugian yang dialami oleh perusahaan perkebunan. Sehingga dalam perusahaan perkebunan tersebut terjadi banyak penganiayaan dan kekerasan dari para tuan tanah ataupun tandil terhadap para pekerja kuli China

Saat biaya transportasi untuk merekrut kuli Cina menjadi mahal, tuan kebun beralih mencari tenaga kerja dari India dan Jawa.

Pada tahun 1883, jumlah kuli kontrak dari India  di  perkebunan tembakau Deli mencapai 1.528 orang.   

Mereka diidentifikasikan dengan sebutan Klings atau Klingalezeen (orang Keling) (Cremer,1885: 301-311).

Kuli-kuli Tamil direkrut dari Straits Settelements dan didatangkan melalui kangany (broker  kuli) dan perantara agen tenaga kerja.  

Sesampainya di Sumatera Timur, kuli India  diwajibkan  menandatangani  kontrak kerja tanpa mengetahui isinya (Harahap, 2014: 40-41). 

Pada  tahun  1871,  pemerintah  British-India  mengeluarkan  kebijakan  untuk  mengatasi permasalahan  kepadatan  penduduk,  kemiskinan dan  krisis  pangan  yang  menimpa  India  Selatan. 

 Dari Straits Settlements inilah orang-orang Tamil dikerahkan ke Sumatera Timur. Pengusaha perkebunan Sumatera Timur akhirnya me-rekrut  orang-orang Tamil  dalam  jumlah  besar (Mani, 1993: 267).

Sehingga jumlah kuli India meningkat pesat menjadi 3.360  orang  di  tahun  1898 (Harahap,  2014:  2). 

Orang Tamil bermigrasi ke Sumatera Timur dengan harapan dapat memperbaiki kondisi sosial-ekonomi mereka, karena daerah asal mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup warganya.

Di Sumatera Timur, mereka hidup di lingkungan perkebunan tembakau yang dikontrol oleh tuan-tuan kebun Eropa.

Gejolak politik yang dibarengi dengan perang dunia kedua, membuat kuli China dan India memutuskan untuk menetap di Medan dan sekitarnya hingga saat ini. (bbs)

Tags

Posting Komentar