News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Warga Medan Sengsara, Akhyar : Mohon Maaf, Tahun ini Tidak Banyak yang Bisa Kami Lakukan

Warga Medan Sengsara, Akhyar : Mohon Maaf, Tahun ini Tidak Banyak yang Bisa Kami Lakukan


Kesengsaraan masih terus dialami warga Medan tatkala hujan deras mengguyur. Di lain pihak, dengan mengumpulkan lebih dari 50 wartawan, Plt Wali Kota Akhyar Nasution melontarkan dalil dan meminta maaf atas tidak maksimalnya kinerja Pemerintahan Kota (Pemko) Medan.

Diketahui, banjir dalam skala variatif melanda berbagai penjuru Kota Medan setiap kali hujan mengguyur deras. Ini merupakan masalah yang tak kunjung terselesaikan, termasuk selama Akhyar menjadi wakil wali kota hingga kini menjabat pelaksana tugas wali kota.

Bertepatan datangnya musim penghujan, dalam sebulan terakhir ini genangan air sudah berkali-kali menjadi bahan pergunjingan di media sosial. Teranyar, usai guyuran hujan pada siang hari, Rabu (23/9/2020).

Meski hujan sudah reda lebih dari setengah jam, tepatnya sekira pukul 16.35 WIB, CCTV (closed circuit television) di Jalan Jawa, kawasan Center Point yang berhadapan dengan Stasiun Besar Kereta Api Medan, masih merekam kesengsaraan warga akibat genangan air hampir selutut orang dewasa. Puluhan kendaraan roda dua dan roda empat mengalami mogok di kawasan padat lalulintas tersebut.

Akun Instagram (IG) @inimedanbungg ikut memposting foto pengemudi angkutan kota (angkot) yang sedang mendorong kendaraannya lantaran mogok saat melintasi Jalan Jawa. Postingan ini dibubuhi narasi, “Mungkin bagi para pendatang yang berkunjung ke kotanya ketua ini akan kagum. Penyambutan dari depan stasiun railink begitu meriah. Naik KA tapi mendarat di depan dermaga. Kan hebat itu…”

Postingan ini langsung diramaikan berbagai komen. Salah satunya datang dari akung IG @arielabdillah, yang berceloteh dengan penempatan huruf kapital di seluruh narasinya, “DARI WALIKOTA TURUN TEMURUN INI GAK BERES BERES…”

Netizen pengguna akun @abah_alif gak mau ketinggalan. Dia menyinggung Pilkada 2020 yang tengah berlangsung dan menempatkan Akhyar Nasution sebagai salah satu kandidat berpasangan Salman Alfarisi. “Ayo yang mau pilkada… Siapa berani angkat isu banjir dan jalan rusak…. Bertahun tahun kog gak ada perubahan selokan dibersihkan jalan di tambal… Pas mau pilkada… Perasaan ku aja apa emang betol???”

Nah, sehari sebelumnya, Selasa (22/9/2020) siang, dengan dibantu Camat Medan Johor, Zulfahri Ahmadi dan jajarannya, Akhyar Nasution mengambil kesempatan berbicara di hadapan puluhan wartawan unit kerja Pemko Medan. Politisi yang juga diusung PKS dalam memenangi Pilkada 2015 ini menjadikan pandemi Covid-19 sebagai dalil awal tidak maksimalnya kinerja Pemko Medan tahun 2020 ini.

“Saudara sekalian, tadi saya baru bersama DPRD pengesahan P-APBD Kota Medan 2020 yang mengalami penyusutan sekitar Rp1,3 triliun,” ujarnya di area Taman Cadika Pramuka, Medan Johor, setelah sedikit berseremoni di atas panggung.

Akhyar pun mengatakan implikasi pandemi Covid-19 sangat multikompleks. “Jadi kami mohon maaf juga kalau di tahun 2020 ini relatif tidak banyak yang bisa dilakukan oleh Pemko Medan. Saya yakin (ini terjadi) bukan hanya di Pemerintahan Kota Medan, tetapi di seluruh dunia,” lanjutnya.

Sesungguhnya, menurut dia, di Tahun Anggaran 2020 banyak hal yang direncanakan Pemko Medan. Namun, tak bisa dikerjakan sesuai rencana dimaksud.

Terkait kondisi jalan dan drainase, sejak didapuk menjadi pimpinan di Kota Medan bersama Dzulmi Eldin, Akhyar mengatakan sudah banyak melakukan perbaikan.

“Saat saya mendampingi Pak Dzulmi Eldin memimpin kota ini, banyak jalan-jalan yang babak-belur. Ini sudah kami tangani. Walaupun begitu, yang tadinya sudah bagus ada yang rusak lagi,” bebernya pula.

Menurut pandangannya, Akhyar pun mengatakan kondisi Kota Medan tidak terlalu berbeda dengan kota lain di Indonesia. Yang kurang sebutnya hanyalah belum adanya sesuatu yang bersifat ikonik di kota ini.

“Menurut saya, tapi mungkin berbeda menurut pandangan orang lain, sesungguhnya Kota Medan ini tidak terlalu berbeda dengan kota-kota lain. Hanya memang belum ada sesuatu yang ikon. Sehingga masyarakat menganggap biasa-biasa saja,” pungkasnya. (*)

Tags

Posting Komentar