News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Terkait Survei CRC, Tim Bobby-Aulia: Medan Macet dan Tidak Aman Akan Dituntaskan

Terkait Survei CRC, Tim Bobby-Aulia: Medan Macet dan Tidak Aman Akan Dituntaskan


Tim pemenangan Bobby Nasution-Aulia Rachman berterimakasih Lembaga Survei City Research Center (CRC) sudah meluangkan waktu melakukan survei elektabilitas Calon Wali Kota Medan pada Pilkada 2020.

Sekretaris Tim Pemenangan Bobby Nasution-Aulia Rachman, Alween Ong, menuturkan setiap survei dilakukan dengan niat baik, yakni menginginkan perbaikan pada Kota Medan.

"Dari hasil survei, kita terkejut dengan beberapa hal. Misalkan, tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Pemko Medan, karena saya lihat hanya 35,75%. Artinya, ada 64,25% yang tidak puas dengan kinerja Pemko Medan selama ini," ungkap Alween, Rabu (16/9/2020).

Dari hasil survei, jelas Alween, pihaknya bisa melihat permasalahan Kota Medan. Salah satunya soal kemacetan lalu lintas yang tinggi. Bisa jadi berarti, Pemko Medan saat ini tidak bisa memberikan fasilitas armada publik atau fasilitas transportasi yang baik kepada masyarakat.

"Karena kita tahu di Medan ini kalau naik angkot orang juga was-was. Karenanya, tingkat pengguna sepeda motor tinggi, dan orang-orang berkendara baik juga rendah," jelas dia.

Dari hasil survei, terang Alween lagi, permasalahan keamanan dan ketertiban juga tinggi, yakni 21%. Termasuk harga bahan pokok dan masalah KKN, tinggi.

"Dan point ini, sudah masuk dalam program yang kita canangkan (untuk dituntaskan)," ungkapnya.

Makanya, tutur Alween, pihaknya optimistis program yang ditawarkan Bobby Nasution-Aulia Rachman bisa membangun Kota Medan. "Untuk menang, kita memang harus optimis. Apalagi, selisihnya (elektabilitas) juga sedikit," tuturnya.

Optimisme tim, menurutnya juga makin besar lantaran program-program yang dibuat bukan janji manis. Bahkan, tim juga sudah berbuat sebelum kontestasi berlangsung.

"Makanya dalam proses ini, kita buat dua program, sebelum kontestasi pun sudah bisa kita lakukan. Tapi ada beberapa hal yang memang tidak bisa kita lakukan saat ini, melainkan setelah kandidat kita memimpin Kota Medan," jelas dia.

Kemacetan merupakan contoh yang hanya bisa diatasi setelah Bobby Nasution-Aulia Rachman menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan. Saat ini tim tidak bisa berbuat karena merupakan ranahnya pemerintah.

Akan halnya mengenai keamanan dan ketertiban, pihaknya hanya bisa melakukan sosialisasi. Pun begitu dengan harga kebutuhan pokok.

"Yang bisa kita bantu meringankan beban masyarakat, khususnya di masa pandemi Covid-19 ini," terang pengusaha muda mandiri ini.

Satu fokus utama tim pemenangan, terang Alween, adalah memperluas lapangan kerja. Hasil survei CRC, ada 11% yang masih mengeluhkan. Menurutnya, masalah lapangan kerja ini merupakan masalah yang berhubungan dengan masalah lainnya.

"Apa yang menyebabkan keamanan rendah, serta harga kebutuhan pokok tinggi, itu berkaitan. Kalau orang punya duit, seberapa mahalpun, itu tidak mahal baginya. Makanya jika kebutuhan sudah tercukupi, maka masalah keamanan juga meningkat, kejahatan menurun," terangnya.


Sebelum ini, sambung Alween, beberapa program sudah kita jalankan tim pemenangan. Seperti masalah pasar dan UMKM yang terintegrasi sudah disiapkan.

Dalam kesempatan ini, Alween menyampaikan dirinya baru kali pertama turun sebagai tim pemenangan di kontestasi politik. Dia pun mengaku masuk ke tim bukan karena financialnya.

"Dari beberapa pemilihan, saya tidak mau turun.  Sebelum bersama Bobby, saya sudah bertemu dengan beberapa orang, terkait cara bagaimana membenahi Kota Medan. Bahkan, beberapa orang saya datangi untuk menyarankan program. Namun, tidak semua menerima," jelas dia.

Kata Alween, banyak orang yang bisa duduk di suatu kontestasi Pilkada, tapi belum tentu mengerti tentang Kota Medan.  "Saya ingin katakan, Kota Medan ini, uang sebesar apapun, peluang sebesar apapun kalau pemimpinnya tidak komitmen tidak akan bisa terjadi perubahan," tuturnya.

"Ketika ditemui Bobby, saya tanya kenapa mau ikut kontestasi, apa tujuannya? Beliau mengatakan, beliau orang Medan, KTP pun Medan, dan besarnya di luar kota. Kita lihat kemajuan di luar Medan luar biasa, Medan sudah ketinggalan. Dia ingin majukan Medan," lanjut perempuan berhijab ini.

Sebenarnya secara kapasitas, kata Alween, Bobby punya kemampuan mengubah Kota Medan. Pun begitu, Bobby tidak bisa bekerja sendiri. Makanya, dia ingin menggandeng semua orang untuk memajukan Kota Medan dengan konsep kolaborasi.

"Kuncinya, jika berkomitmen, saya siap membantu. Dan seorang pemimpin itu harus mendengar. Kalau pemimpin sudah menolak mendengar tanggapan masyarakat, itu berat. Kita bertemu di sini, atas dasar ingin membenahi Kota Medan," tandasnya.

Sebelumnya, CRC merilis survei popularitas dan elektabilitas dua bakal paslon di Pilkada Medan, Akhyar Nasution-Salman Alfarisi dan Bobby Nasution-Aulia Rachman. Survei dilakukan pada 7-11 September 2020 menggunakan teknik multistage random sampling terhadap 400 orang responden dengan margin of error kurang lebih 5%. Para responden merupakan penduduk Medan dengan usia di atas 17 tahun atau yang telah menikah.

Hasilnya, 64,25% responden menyatakan tidak puas dengan kinerja Pemko Medan, sementara 35,75% menyatakan puas. Masalah yang paling dikeluhkan oleh responden adalah kemacetan lalu lintas disusul masalah keamanan dan ketertiban. (*)

Tags

Posting Komentar