News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

VIRAL! Pasien BPJS Kelas Tiga Meninggal di Luar Ruangan RS, Keluarga Ngamuk!

VIRAL! Pasien BPJS Kelas Tiga Meninggal di Luar Ruangan RS, Keluarga Ngamuk!

VIRAL! Pasien BPJS Kelas Tiga Meninggal di Luar Ruangan RS, Keluarga Ngamuk!

Video keluarga pasien mengamuk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Moeloek Bandar Lampung viral di media sosial.

Dalam rekaman berdurasi 06.09 menit itu, terdengar suara perempuan menangis yang histeris. Wanita itu diduga ibu dari MR (21), warga Palas, Lampung Selatan yang sudah meninggal di luar kamar perawatan, Senin sore (10/2).

Terdengar pula suara pria yang marah dan mengumpat karena anaknya tidak dirawat dengan baik.

Pria itu menudiang RSUD Abdul Moeloek menelantarkan anaknya yang merupakan pasien BPJS.

Sementara pria yang merekam peristiwa itu menyebut pasien meninggal di trotoar rumah sakit.

“Ini meninggal di trotoar. Pasien terlantar meninggal di trotoar. Rumah sakit Abdul Moeloek,” ucapnya.

Keluarga pasien merasa ditelantarkan dan tidak ditangani dengan baik.

“Kami di sini dibiarin saja. Setelah itu dipindahin. Dititipin di ruangan. Setelah sekarat baru dipindahin di ruang sebenarnya. Bukan di sini sebenarnya. Ternyata di kuburan,” ucap seorang lelaki mengenakan peci.

Ia juga merasa sebagai peserta BPJS kelas 3 mendapatkan pelayanan berbeda.

“Kenapa harus begitu. Saya ini (peserta) BPJS, bayar. Mana BPJS tanggung jawabnya. BJPS, saya ini bayar. Ke pemda saya juga bayar. Saya ini orang miskin, makanya dapat nomor tiga. Kelas tiga. Saya ini enggak mampu,” teriaknya.

Menanggapi video yang viral di media sosial ini, Direktur Utama RSUDAM dr. Hery Tjoko Soebandriyo melalui Direktur Pelayanan dr. Pad Dilangga dan Direktur Umum dr. Erlitha M Utari mengatakan, kondisi pasien memang sudah parah setelah dirujuk dari RS Bob Bazar Kalianda.

“Pasien ini adalah rujukan dari RS Bob Bazar tanggal 9 dengan diagnosa DBD. Kondisinya sakit berat, gelisah, sesak nafas dirawat di ruang HCU (ruang perhatian penuh di IGD). Kemudian mendapatkan penatalaksanaaan dari dokter penyakit dalam dr. Riki. Lalu dilakukan transfusi darah sebanyak 10 kantong karena DBD,” kata Pad Dilangga di RSUD Abdoel Moeloek, seperti dilansir Radar Lampung, Rabu (12/2).

Keesokan harinya, pasien dipindahkan ke ruang penyakit dalam. Namun karena penuh, maka dititipkan di Ruang Bugenvil. Kondisi pasien dinilai sudah stabil.

“Senin, sebenarnya pasien ini dirawat di ruang penyakit dalam. Tetapi karena penuh, kita titipkan di ruang Bugenvil. Rencananya akan kita rawat bersama ahli syaraf,” katanya.

“Jadi setelah dipindahkan ke Bugenvil dan dokter juga sudah melakukan edukasi bahwa penyakit ini berat, akan segera dipindahkan ke ruang penyakit dalam,” urainya.

Pad membantah pasien diletakkan di luar ruangan atau halaman kamar perawatan dengan oksigen dan dua petugas. Menurut dia, semua sudah dilakukan berdasar SOP.

“Sampai ruangan, pasien mendadak kejang-kejang. Kemudian keluarga panik sebagainya, dan (pasien) meninggal di depan kamar itu. Perawat langsung melakukan tindakan. Ternyata keluarga pasien malah marah-marah. Bahkan sampai memegang memukul petugas. Kemudian mencabut selang oksigen sehingga terganggulah penanganan gawat darurat,” terangnya.

Lebih jauh Pad Dilangga menyatakan pihaknya akan mengevaluasi pelayanan dan fasilitas yang kurang. Khususnya kamar pelayanan.

“Jadi dengan adanya ini, kita harus introspeksi. Setelah kita lihat, sudah sesuai SOP,. Memang kita tidak bisa memprediksikan orang meninggal. Evaluasi akan kita lakukan. Seperti ruangan penuh, orang bilang di selasat. Karena menghindari itu,kita titipkan di ruangan lain,” tegasnya. (ps)

Tags