2 Pria Rajin Ini 'Bongkar' Truk Online Shopping , Paket Rp50juta Dijual Rp850ribu
Dinihari itu, 11 November 2025, di sebuah tikungan sunyi Desa Pon, Kecamatan Sei Bamban, dua lelaki tangguh—Budi Santoso sang sopir dan Rangga sang kernet—memutuskan berhenti dan beristirahat.
Setelah menempuh perjalanan panjang dari Jakarta menuju Banda Aceh mengantarkan paket online shopping, mereka merasa tubuhnya minta rebahan secepat aplikasi pesan makanan saat diskon.
“Ngantuk kali, Ngga,” kata Budi sambil mematikan mesin truk. “Lima menit tidurlah kita, nanti kuat lagi sampai Aceh.”
Lima menit versi sopir ternyata sama dengan dua jam versi manusia normal.
Ketika alarm alami berupa ayam kampung berkokok, mereka terbangun.
Rangga mengucek mata. “Bang… kok saya mimpi ada orang bongkar-bongkar karung di belakang truk ya?”
Budi, yang masih setengah sadar, berdiri sambil ngedumel, “Mimpi kau itu. Mana ada maling rajin jam empat pagi…”
Tapi ketika mereka berjalan ke belakang truk, keduanya langsung terpaku seperti patung karet. Segel bak truk yang semalam terkunci rapi, kini terbuka lebar seperti pagar rumah saat anak-anak pulang main.
Dan lebih parah lagi: 6 paket berukuran raksasa—hilang. Raib. Lenyaaap.
“Bang…” Rangga berbisik, “Kayaknya mimpi saya tadi bukan mimpi bang.”
Budi cuma bisa menarik napas panjang, sampai-sampai embun pagi tersedot.
---
Kerugian Rp 50 Juta. Harga Jual Maling Didiskon hingga Rp 850 Ribu
Ketika laporan masuk ke Polres Serdang Bedagai, Kasat Reskrim Iptu Binrod Situngkir hanya bisa geleng-geleng kepala.
Paket yang hilang itu berisi macam-macam barang: alat rumah tangga, kosmetik, fashion, elektronik, sampai alat otomotif.
Kerugian perusahaan? Rp 50 juta.
Namun ketika dua pelaku bernama Alfa “Kopet” dan Uka Purnama Gusti ditangkap, nilai barang itu tiba-tiba ambruk seperti harga saham kena rumor.
“Dijual ke penadah, Bu Susi. Harga… Rp 850 ribu,” kata salah satu pelaku.
Binrod sampai menutup muka.
Bukan karena geram, tapi karena syok: barang Rp 50 juta didiskon habis.
---
Penadah Hilang, Barang Tertinggal
Polisi bergerak cepat mencari Susi, sang penadah.
Setibanya di rumahnya—kosong.
Entah Susi kabur karena mendengar langkah polisi, atau karena sedang asik mencoba kosmetik hasil curian, yang jelas rumah itu hanya menyisakan sebagian barang yang belum sempat dijual.
Sementara itu, Budi dan Rangga kembali berdiri di samping truknya, memandangi ruang kosong tempat karung-karung hilang.
Mereka berdua tertawa miris—tawa yang hanya bisa keluar ketika hidup menampar terlalu keras tapi dompet sudah pasrah.
Mungkin dalam hati mereka, mending tidur xi musola. Kalau pun hilang, paling cuma sendal.
#PolresSergai #Paket

Posting Komentar