Ratusan Ikan Sakral Ini Ditemukan Mati di Dairi, Warga Panik
Warga Desa Mangan Molih dan Desa Renun, Kecamatan Tanah Pinem, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara panik dan terkejut dengan ditemukannya ratusan bangkai ikan di aliran Sungai Lae Renun pada, Selasa (15/2/2022). Ikan yang mati adalah jenis ikan jurung (batak). Ikan tersebut merupakan ikan sakral bagi warga di sekitaran Danau Toba.
Menindaklanjuti laporan itu, atas perintah Bupati Dairi, Eddy Berutu, Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan turun ke lokasi untuk mengetahui penyebab matinya ikan yang dulunya digunakan untuk acara-acara adat dan hanya disajikan dan boleh dinikmati untuk raja-raja Batak itu secara mendadak di Sungai Lae Renun dalam jumlah yang banyak.
Hal itu dikatakan Kadis Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Dairi, Robot Simanullang SAB, MAB kepada wartawan, Rabu (16/2/2022), usai menerima keluhan dan laporan dari masyarakat di dua desa tersebut.
“Ketika kita turun ke lokasi bersama Camat Tanah Pinem, Sion Sembiring, kita melihat ikan yang mati kondisi insang terdapat lumur dan pasir. Tidak ada ditemukan bau bahan kimia, seperti limbah ataupun racun pada bangkai ikan maupun air sungai. Jadi kita menduga penyebabnya kematian ikan karena air yang keruh bercampur pasir akibat tingginya curah hujan di hulu Sungai Lau Renun dan daerah setempat," papar Robot.
Lebih lanjut Robot menjelaskan, berdasarkan pendapat ilmiah, tingginya curah hujan yang terjadi mengakibatkan terjadinya proses upwelling (pengadukan massa dan dasar air yang naik kepermukaan air), sehingga terjadi pengadukan dasar air ke permukaan. Maka secara drastis mengakibatkan tingginya kekeruhan air, hal ini juga menyebabkan penurunan PH air.
Menurutnya, PH air yang rendah, dan tingginya kekeruhan akan mengakibatkan kurangnya kecerahan, sehingga sinar matahari yg digunakan untuk proses fotosintesis oleh fitoplankton, serta tumbuhan air, maka kandungan oksigen terlarut juga turun.
"Kejadian itu mempengaruhi kebutuhan ikan akan O2, sementara ikan jenis jurung, atau thor sp memerlukan media air yang bersih dan bebas dari lumpur, akibatnya terjadi kematian," terangnya.
Ditambahkan Robot, peristiwa yang sama sudah pernah terjadi pada April 2020, dimana longsoran tanah yang terjadi membuat air sungai keruh dan menyebabkan ikan banyak bermatian.
"Atas kejadian ini, kita juga meminta bantuan kepada pihak kepolisian untuk melakukan penyelidikan untuk mencari tau penyebab lain," pungkasnya. (mbd)
Posting Komentar