Wahai Pejabat Korup, Tirulah Juru Parkir yang Tak Tamat SD Ini
Pejabat korup di Indonesia hendaknya berguru kepada Irwan Torre, juru parkir (jukir) di Kota Makassar yang tidak tamat SD. Ia menuai pujian usai mengembalikan uang Rp 24 juta yang ditemukannya tercecer di parkiran sebuah mal di Makassar. Irwan mendapat pelajaran dan pesan untuk selalu jujur dari kedua orang tuanya.
"Saya tidak tamat SD, cuma sampai kelas IV SD, belum (sempat) tamat," kata Irwan kepada detikcom, Minggu (20/9/2020).
Kondisi ekonomi keluarga yang terbatas membuat orang tua Irwan tak mampu membiayai anaknya untuk sekolah. Meski begitu, orang tua selalu berpesan agar selalu jujur.
"Dari orang tua memang itu Pak, ajarannya orang tua, bapak-ibu. Walaupun kita miskin, dipandang bagaimana sama orang yang penting jujur," terang Irwan.
Baca juga:
Jujur Pangkal Mujur, Jukir Ini Nemu Rp 24 Juta Tercecer tapi Dipulangkan
Dia pun menceritakan salah satu petuah ayahnya pada 1996, yakni saat itu ia diberi tahu tidak bisa lanjut sekolah lagi karena biaya. Irwan pun dibekali agar menjadi orang yang jujur agar mujur di kemudian hari.
"Pesannya orang tua, waktu saya putus sekolah. Dia bilang 'saya minta maaf Nak, saya tidak bisa sekolahkan kamu karena keadaan bapak sama ibumu begini, tidak punya biaya'," kata Irwan.
"Makanya insyaallah itu besok-besok kamu kerja, usahakan jujur. Walaupun kamu itu tidak punya sekolah, kalau jujur pasti kamu mendapatkan kerja yang lebih baik, pasti banyak yang suka karena kamu jujur," sambung Irwan mengenang pesan-pesan ayahnya.
Baca juga:
Pengakuan Jukir yang Jadi Pegawai Usai Kembalikan Uang Hilang Rp 24 Juta
Karena kejujurannya mengembalikan uang Rp 24 juta yang tercecer kepada pemiliknya itu, Irwan kini diangkat jadi pegawai PD Parkir Kota Makassar. Adalah Susuman Halim, salah satu anggota direksi PD Parkir Makassar yang langsung mengapresiasi kejujuran Irwan.
Terkait diangkatnya dia jadi pegawai, Irwan mengaku senang. Pasalnya, sejak dulu dia ingin menjadi seorang pegawai namun tidak berani berharap banyak karena tidak punya ijazah.
"Saya senang sekali karena saya dulu memang mau jadi pegawai, tapi kedua orang tua tidak mampu (menyekolahkan) jadi terpaksa saya turun ke jalan, bantu-bantu orang tua," katanya.
Posting Komentar