News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Sebelum Meninggal Karena Covid-19, dr Adnan Ibrahim Sempat Shalat Subuh

Sebelum Meninggal Karena Covid-19, dr Adnan Ibrahim Sempat Shalat Subuh


Lagi, covid-19 merenggut seorang dokter. Adalah Adnan Ibrahim, ahli penyakit dalam di Makassar meninggal dunia akibat terinfeksi virus Corona (COVID-19).

dr Adnan sebelumnya dirawat sekitar dua pekan di RS Dr Wahidin Sudirohusodo, Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

"Almarhum meninggal dunia pada pukul 17.50 Wita tadi di RS Wahidin. Beliau sebelumnya dirawat sejak 3 Agustus lalu," ujar pejabat Humas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Pusat, dr Halik Malik kepada detikcom, Jumat (14/8/2020).

Rencananya, almarhum akan dimakamkan sesuai protokol COVID-19 di pekuburan khusus Macanda, Kabupaten Gowa, Sulsel.

Halik menyebutkan, selama pandemi COVID-19, sebanyak 77 dokter di berbagai daerah di Indonesia yang meninggal akibat terpapar virus Corona.

Menurut Halik, semasa hidupnya dr Adnan aktif melayani pasiennya di RS Pelamonia, Makassar, dan Balai Besar Kesehatan Paru Makassar.

Almarhum diketahui alumni Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) angkatan 1991 dan lulusan Program Pendidikan Dokter Spesialis Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Adnan juga merupakan anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) cabang Makassar.

Humas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Makassar, Wachyudi Muchsin, mengaku sangat kehilangan. Dia pun mengatakan mengenal almarhum sebagai sosok yang sangat baik.

"Almarhum juga dikenal aktif di berbagai organisasi, salah satunya pernah menjabat Sekjen Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) saat masih kuliah di FK UGM," pungkas Halik.

Wahyudi menceritakan, pada hari ke-8 di ruang ICU RS Wahidin, almarhum yang sudah dalam kondisi bernapas yang berat masih sempat menyuruh istrinya untuk membelikan pakaian seorang pasien yang tak berdaya di sampingnya. Karena kain yang digunakan sering tersingkap.

Hari ke-9, dia mengatakan, Adnan sudah tidak mampu lagi mengkompensasi kebutuhan pernapasan. Malah semakin berat saat bernapas.

“Tim dokter ICU memutuskan menginkubasi. Dokter Adnan masih sempat meminta Salat Subuh dua rakaat dari atas ranjang perawatan. Hingga kemudian beliau pergi menghadap kepada Sang Khalik,” tutur dr Wahyudi.

Dalam sebuah video, tampak sang istri tercinta dengan tegar berdiri di samping peti mayat sang suami.

Dia pun menyampaikan beberapa pesan, termasuk meminta semua hadirin yang ada untuk memaafkan seluruh dosa-dosa yang pernah diperbuat suaminya semasa hidup. Permintaan tersebut disambut isak tangis.

dr Andi Khomeini Takdir dalam sebuah ucapan belasungkawanya di media sosial juga menyebutkan bahwa dr Adnan sempat mengerjakan shalat sebelum dipasangi ventilator.

Innalillahi wa inna ilaihi raajiiuun. Semoga beroleh husnul khatimah untuk senior kami, Dr. dr. Adnan Ibrahim, SpPD.

Beliau orang yang baik dan penyabar. Wajahnya cerah dan ceria. Dikisahkan bahwa sebelum dipasang ventilator, beliau sempat minta ijin sholat terlebih dahulu.


Tags

Posting Komentar