News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Nostalgia Taman Ria Medan, Permainan Apa yang Jadi Favorit Kelen?

Nostalgia Taman Ria Medan, Permainan Apa yang Jadi Favorit Kelen?


Nostalgia Taman Ria Medan
Taman Ria Medan di Jalan Gatot Subroto adalah kebanggaan warga Medan di era 70-an hingga awal 2000-an.

Resmi dibuka Walikota Medan ke -10 Sjoerkani pada 1971. Berdiri di atas lahan seluas 4,5 Ha yang menurut catatan sejarawan dan juga wartawan senior Muhamad TWH, dulunya adalah kompleks makam masyarakat Tionghoa.

Bagi anak Medan kelahiran 80-an seperti saya, Taman Ria Medan penuh dengan kenangan bahagia. Bahkan hingga sekarang, saya masih ingat hampir semua wahana yang ada di tempat bermain di tengah Kota Medan tersebut.

Saat masih SD (sekitar tahun 1988 – 1994), usai pembagian rapor caturwulan, pasti liburannya ke Taman Ria Medan. Bagi juara kelas, gratis tiket masuk dan beberapa permainan.

Masuk ke area Taman Ria Medan melalui pintu gerbang yang bertuliskan Mariaty, kita sudah disambut wahana Komidi Putar atau Kuda Pusing. Dan di sebelah kanan ada deretan video game koin.

Di atas, terlihat kereta api monorail yang lintasannya mengelilingi sebagian area Taman Ria.

Terus ke belakang sudah disambut aneka ragam permainan ketangkasan seperti roullette yang berbau judi. Cara bermainnya dengan meletakkan sejumlah koin taruhan ke hadiah yang telah disediakan. Lalu petugas akan memutar jarum jam raksasa.

Pernah dua kali menang permainan ini. Hadiahnya limun 5 botol dan tembak-tembakan. Ini area favorit bokap kalau bawa anak-anaknya ke Taman Ria Medan.

Ada juga permainan lempar gelang dan lempar bola yang benar-benar menguji ketangkasan. Hadiah populernya mie instan dan biskuit.

Lalu di seberang, ada wahana favorit pengunjung. Yaitu rumah hantu. Antriannya selalu mengular. Saat sedang antri, kerap terdengar jeritan histeris pengunjung yag masuk dengan troli otomatis.

Awal masuk memang mencekam. Apalagi ada adegan troli macet di tengah kepungan hantu.

Jika terus ke belakang areal Taman Ria, akan disuguhi wahana Bom Bom Car. Ini juga wahana favorit pengunjung. Permainan mobil listrik yang diwarnai dengan adegan tabrak-menabrak.

Di sebelahnya ada wahana mandi bola. Entah mengapa, setiap masuk ke wahana ini, selalu saja ada yang hilang. Mulai dari jam tangan hingga dompet.

Terus ke belakang areal, ada panggung terbuka yang sering digunakan saat acara pentas seni, saat saya duduk di SMA.

Di panggung terbuka itu, dulunya sering diisi artis terkenal. Salah satunya kelompok The Mercy. Sebelum berkarir di ibukota, band yang berdiri 1969 ini rutin mengisi panggung Taman Ria.

Termasuk juga penyanyi dangdut kelahiran Labuhan Batu Utara, Ona Sutra, yang kerap manggung di Taman Ria Medan, sebelum kemudian hijrah ke Jakarta.

Di samping panggung, pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan danau buatan dengan replika pulau-pulau nusantara. Lengkap dengan patung hewan endemik dan orang-orangan yang berpakaian adat.

Nusantara mini tersebut dikelilingi rel kereta api. Di tengah danau juga disediakan restoran.

Biasanya, para pengunjung sudah membawa bontot dari rumahnya masing-masing. Yang akan di’eksekusi’ di taman dan tempat duduk yang tersedia.

Anak Medan generasi 70-an hingga 90-an pasti merindukan Taman Ria Medan… (fm)

Tags

Posting Komentar