Miris! Natuna Diganggu, Indonesia Malah Import Ikan dari China
Masalah dugaan pelanggaran wilayah ZEE Indonesia oleh kapal-kapal nelayan dan coast guard China di Kepulauan Natuna, Kepulauan Riau, masih menghangat. Natuna merupakan kawasan sumber perikanan yang potensinya sangat besar, sehingga tak heran nelayan China 'bermain' di zona tersebut.
Gesekan di perairan Natuna sendiri bermula saat kapal pencari ikan Negeri Tirai Bambu dilaporkan telah masuk ke Perairan Natuna dan melakukan pencurian ikan.
Kapal tersebut, bahkan dikawal langsung oleh kapal Coast Guard China yang juga masuk ke Perairan Natuna, tepatnya di zona ekonomi ekslusif Indonesia (ZEE), bukan laut teritorial Indonesia. Di mana zona tersebut dapat dilintasi dengan bebas.
"Yang ada [kapal asing] hanya masuk ke zona ekonomi eksklusif. Itu lewat semua kapal bisa," ucap Presiden Jokowi.
Perairan Natuna menyimpan banyak kekayaan yang membuatnya dilirik oleh banyak negara, salah satunya China. Deputi I Kemenko Kemaritiman dan Investasi Purbaya Yudhi Sadewa menyebut, perairan Natuna menyimpan potensi 1 juta ton ikan per tahun di wilayah pengelolaan perikanan Indonesia (WPP-RI) 711.
"Di kawasan Natuna yang direbut, 500 ribu ton per tahun, ini hanya ikan" katanya kepada CNBC Indonesia di Jakarta, Selasa (7/1/2020).
Ironisnya, nelayan China yang mencari ikan di wilayah Indonesia justru menjadi pemasok utama ikan impor ke Indonesia.
Data Trade Map menunjukkan pada 2018 Indonesia mengimpor produk hasil laut termasuk ikan mencapai US$ 290,7 juta atau mengalami kenaikan 38% dari tahun sebelumnya yang terdiri dari ikan hidup, ikan segar, ikan beku, hingga pakan ikan dan lainnya.
Dalam rentang 2014-2018 porsi impor produk kelautan Indonesia asal China 25-33%. Khusus produk ikan beku asal China menyumbang 41% ke Indonesia, ikan beku yang paling umum diimpor adalah jenis makarel. (cnbc)
Posting Komentar